Disiplin Positif dengan K3 Pada Ruang Lab Komputer
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah melaksanakan program kebersihan, keindahan dan ketertiban secara berkesinambungan. Bagi instansi pendidikan untuk menumbuhkan budaya Memadukan Disiplin Positif dengan upaya mengwrakan bersih, indah dan tertib sehingga akan tercipta lingkungan yang kondusif sudah menjadi kewajiban. Lalu untuk manfaat K3 di sekolah sendiri antara lain dapat meningkatkan konsentrasi belajar di kelas, terciptanya suasana tenang dan nyaman, meningkatkan kepedulian tanggung jawab, dan menumbuhkan kecintaan terhadap kebersihan, keindahan dan ketertiban sekolah. Untuk mendukung implementasi yang baik program K3 yang perlu direncanakan guna mencapai hasil yang optimal dalam mendukung kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
- Dibentuknya kebijakan sekolah terkait pelaksanaan program K3 sebagai wujud kepedulian pihak sekolah tentang pentingnya penerapan K3.
- Dibentuknya tim K3 disekolah seperti adanya tim tanggap darurat, tim evakuasi, tim P3K.
- Diberikannya hadiah dan hukuman khususnya untuk sumber daya manusia yang ada di sekolah.
- Dianggarkan biaya untuk dialokasikan secara khusus untuk pelaksanaan program K3 di sekolah.
- Menerapkan peraturan-peraturan tentang K3 seperti, membuat sticker atau poster dilarang membuang sampah, pentingnya 5R, hemat listrik, menyapu lantai sesuai jadwal piket, larangan merokok, adanya jumat bersih, menghapus papan tulis dsb.
- Diberikannya mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup khususnya praktikanya seperti membersihkan kelas yang dimonitor dengan lembar checklist rutin, membersihkan lapangan, kamar mandi dan kebun sekolah, merawat dan menanam pohon dengan kegiatan yang diadakan rutin 1 (satu) bulan 1x (satu kali).
- Diadakan inspeksi rutin terkait lingkungan dengan agenda 1 tahun sekali dengan semua pihak sekolah sesuai dengan peraturan yang ada.
Lalu bagaimana jika K3 tidak diterapkan dengan baik? Dapat berakibat pada fisik maupun mental. Agar pihak sekolah dapat mengevaluasi bahaya yang ada, pihak sekolah perlu melakukan hal-hal seperti :
- Di Rungan IT pihak sekolah perlu melakukan pengukuran lingkungan kerja bahaya untuk kebisingan karena faktor fisik di sekolah yaitu kebisingan sesuai NAB (Nilai Ambang Batas) yang distandarkan yaitu 85 Db (desibel) selama 8 (delapan) jam sehari.
- Penerangan. Proses belajar mengajar diperlukan penerangan yang sesuai dengan NAB (Nilai Ambang Batas) yang ditetapkan standar K3 agar tidak memunculkan potensi bahaya.
- Untuk cek kesehatan ruti, perlu adanya kerja sama dengan puskemas terdekat. Untuk pemberian imunisasi dengan vaksinasi atau suntikan kepada para siswa.
- Untuk faktor ergonomi diharapkan pihak sekolah mensosialisasikan tentang prinsip ergonomi seperti : Bagaimana posisi kerja atau duduk yang sesuai dengan K3. Yang ruang lingkupnya ada kursi, sandaran, bantal, bangku, dan lain sebagainya. Serta adanya peregangan setiap 30 menit sekali.
- Penyediaaan P3K untuk mencegah risiko terhadap kesejahteraan dan kesehatan di dukung dengan ahli atau pekerja profesional yang mempunyai lisensi P3K .
- Fasilitas toilet yang nyaman dan bersih dengan diberlakukannya pembersihan toilet secara teratur paling sedikit 2-3x dalam 1 minggu serta perlu adanya penyediaan sabun tangan.
- Dibentuknya tim evakuasi tanggap darurat untuk mencegah bahaya bencana alam agar bisa memberikan peringatan dini. Dimana tim tanggap darurat tersebut perlu diberikan pelatihan sesuai dengan posisinya seperti tim P3K, tim APAR, tim evakuasi dan koordinator tanggap darurat.
Sosialisasi terkait dengan Kesehatan, Keselamatan, Kerja (K3) di dunia pendidikan sangat penting untuk diberikan sejak dini. Dengan adanya perencanaan dan program K3 yang potensi bahaya yang akan muncul dapat direduksi dan di kendalikan sehingga lingkungan di dunia pendidikan dapat aman, nyaman dan bersih.
Mantaap...pak herman
BalasHapus