1.4 Budaya Positif

Surat dari Instruktur

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Selamat jumpa pada modul “Budaya Positif di Sekolah”. Saya yakin Bapak/Ibu yang telah bertahun-tahun mengajar, mendampingi murid-murid bertumbuh dan ebrkembang, menyadari bahwa belajar adalah kunci dari mengajar. Belajar adalah modal besar pengajar. Anda telah memiliki modal utama guru penggerak yaitu semangat untuk belajar. 

Dalam modul ini, Bapak/Ibu akan menjelajahi dan memahami budaya yang ada di dunia pendidikan hingga mengakar pada praktik di sekolah, bagaimana budaya positif di sekolah ini bisa membentuk karakter murid, guru, dan bahkan visi dan misi dalam sekolah itu sendiri. Selain itu, Bapak/Ibu juga akan belajar memproses disiplin positif dalam budaya sekolah yang nantinya akan menjadi perubahan baru yang menggerakkan seluruh komponen sekolah. 

Modul pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran, tempat berproses, wadah untuk berdiskusi, dan menumbuhkan semangat satu dengan yang lainnya agar dapat tercipta pribadi-pribadi dengan kontrol penuh pada diri dan karakter yang kuat yang menjadi penggerak bagi para guru serta segenap tatanan komponen sekolah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.  

Capaian Pembelajaran Umum

Profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini adalah:

Menginisiasi kolaborasi dalam melakukan refleksi berkala dengan melibatkan warga sekolah sebagai dasar untuk melakukan dan mengembangkan budaya positif dalam lingkungan sekolah.
Menumbuhkembangkan kemampuan dalam memetakan dan mewujudkan budaya positif di sekolah.

Capaian Pembelajaran Khusus

Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep “Sekolah sebagai institusi pembentuk karakter” dengan konsep budaya positif seperti, cara melakukan kesepakatan kelas yang efektif, posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhan murid, dan penerapan proses disiplin yang efektif dalam membentuk sikap murid.

Mulai dari Diri - Pembentukan Karakter

Durasi: 1 JP
Jenis Kegiatan: Refleksi mandiri

Tujuan Pembelajaran khususCGP memahami bagaimana proses pendidikan yang ia peroleh dulu di bangku sekolah dalam membentuk karakter dirinya setelah dewasa dan menghayati bahwa pembentukan budaya positif di sekolah menjadi dasar bagi pembentukan karakter murid di kemudian hari.

Sebelum menjadi pendidik, kita sudah merasakan bagaimana menduduki bangku sekolah dan menjadi murid. Dalam sesi awal ini, bapak dan ibu calon guru penggerak sejenak diminta untuk memutar ingatan ke puluhan tahun yang lalu ketika menjadi murid di sekolah. Bayangkan pengalaman yang bapak ibu alami ketika Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas. Rasakan lagi ingatan perasaan ketika menjadi murid dulu. Mengapa hal ini penting? Terkadang sebagai pendidik kita seringkali bisa menilai kualitas pendidikan dari sudut pandang orang dewasa, sehingga penting bagi kita melakukan refleksi pengalaman masa lalu ketika menjadi murid untuk melihat lebih dekat sudut pandang murid sebagai subjek pendidikan.

Kita akan memulai refleksi dengan bercerita pengalaman masa lalu sebagai murid dengan pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan yang akan disajikan pada halaman berikutnya.

Selaku pendidik, mengembangkan budaya positif di sekolah menjadi hal yang sangat penting, dimulai dari membekali diri dengan melatih komunikasi. Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah menggunakan momen berkomunikasi tersebut untuk menciptakan peluang membangun hubungan yang positif dan lebih dekat dengan murid kita?

Melalui beberapa pertanyaan di bawah ini renungkanlah bagaimana masa-masa di sekolah ketika Anda menjadi murid, komunikasi yang dirasakan seperti apa ketika menjadi murid dulu dengan guru-guru Anda.

  1. Bagaimana gambaran umum pola komunikasi antara guru dan murid yang saya rasakan selama menjadi murid dulu?
  2. Gaya komunikasi seperti apa yang terjadi? Terbuka atau tertutup? Satu arah atau dua arah?
  3. Saat dulu menjadi murid, bagaimana guru mendisiplinkan Anda dan teman-teman di kelas? 
  4. Menurut Anda, apakah komunikasi yang digunakan sudah baik? Apakah komunikasi tersebut memberikan Anda ruang berdiskusi atau justru diberikan tuduhan karena tidak disiplin sesuai aturan?
  5. Hal apa saja yang Anda atau teman-teman di sekolah rasakan saat guru mendisiplinkan murid di kelas/sekolah?

Komentar